Selasa, 07 Desember 2010

Nikmatnya Minum Tuak : Dayak Randau – Ketapang Kalbar

 
 
 


Tuak dan arak adalah dua jenis minuman khas suku Dayak. Tuak adalah minuman hasil fermentasi dari nira atau beras ketan dan arak adalah hasil fermentasi dari beras ketan. Di sulawesi minuman arak dapat juga ditemukan dengan nama minuman cap tikus.
Tuak dan arak semakin menarik bagi saya karena kedua jenis minuman ini adalah minuman yang wajib disajikan dalam acara-acara adat. Minum tuak bersama adalah lambang kekeluargaan dan persahabatan. Dalam acara-acara tertetu ketika saya berkunjung dan jalan-jalan ke pedalaman kalimantan untuk bertemu masyarakat suku dayak saya sering diberi kehormatan untuk mengisap tuak dalam tajau (mirip gentong dalam bahasa jawa). Ini adalah kehormatan bagi saya karena saya yang pertama kali diminta untuk menghisap tajau dan  setelah tuak tersebut saya hisap maka dilanjutkan dengan semua orang yang hadir menghisap tuak tersebut dengan alat penghisap dan tajau yang sama.
saya (memakai topi) meminum tuak dari tajau di tengah masyarakat Dayak Randau Ketapang Kalbar
saya (memakai topi) meminum tuak dari tajau di tengah masyarakat Dayak Randau Ketapang Kalbar
Karena tuak dan arak mengandung alkohol tentu saja jika terlalu banyak akan membuat mabuk. Dalam banyak acara adat memang akan banyak ditemui orang mabuk, tetapi inilah bedanya dengan mabuk orang jalanan, masyarakat dayak yang mabuk karena tuak atau arak ketika acara adat tetap dalam kontrol, baik kontrol pribadi maupun kontrol komunitas.
Mabuk tuak lebih lama daripada mabuk karena arak. Warna tuak seperti air cucian beras, ada juga yang tuak berwarna coklat kerana dibuat dari beras ketan yang telah digoreng (tanpa minyak) atau dibuat dari ketan hitam. Tuak dari ketan hitam inilah yang menjadi minuman favorit saya, rasanya sangat enak, tidak kalah dengan Martini atau Sampange.
Tuak dan arak bagi masyarakat suku dayak selain sebagai minuman adat juga berguna bagi pencegah penyakit malaria. Saya sudah membuktikan sendiri bahwa diantara teman-teman sekerja di kalimantan yang rajin minum tuak hampir tidak pernah kena malaria, sementara yang tidak pernah minum tuak atau arak sering kena malaria, walaupun mungkin hanya kebetulan tetapi studi secara empiris dan klinis baik juga dilakukan.
Satu lagi nilai kearifan lokal yang saya temui selama berjalan-jalan di pedalaman Kalimantan ditengah-tengah suku Dayak, mereka punya kontrol sosial yang ketat atas minuman berakohol. Tuak dan arak di kota-kota lain di jawa mungkin bisa dijadikan senjata preman untuk lebih berani memeras korbannya, mabuk, wajah memerah, dan mulut bau menyengat. Tetapi di kalimantan, masyarakat suku Dayak menggunakan sebagai piranti acara adat dan sarana menuju kekeluargaan dan persahabatan yang lebih erat tanpa merugikan orang lain. Siapa mau mencoba tuak dan arak ?
~ by Stanislaus Riyanta on June 21, 2009.
Be the first to like this post.

One Response to “Nikmatnya Minum Tuak : Dayak Randau – Ketapang Kalbar”

  1. JauHnA sAmpe k Randau…….
    foto mnum tuak tu waktu ikut acara ap??…..
    TiggalNa di Ktp pa Sandai sih?….
    uda bpa thn d kalimantan?….
    ===================
    maih dekat daripada ke seladia baru kan?
    itu acara nyambut buah.
    tinggal di jawa, kerja di kalimantan
    sudah hampir 5 tahun bolak balik kalimatan jawa.
    Salam dan terima kasih
    Stanislaus Riyanta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *
*
You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <pre> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar